Jenis-Jenis Bahan Bakar Pesawat Terbang – Seperti kendaraan lainnya, pesawat terbang juga memerlukan bahan bakar agar dapat terbang. Namun, jenis bahan bakar yang digunakan berbeda dari yang biasa. Oleh karena itu, penting untuk memahami berbagai jenis bahan bakar pesawat terbang.
Selain menambah pengetahuan, informasi ini juga membantu masyarakat umum lebih mengenal pesawat terbang. Hal ini penting karena pengetahuan tentang alat transportasi ini sering kali terbatas.
Jenis-Jenis Bahan Bakar Pesawat Terbang
Berikut ini adalah ulasan tentangĀ bahan bakar pesawat terbang yang dikutip dari buku Ensiklopedia Bahan Bakar Minyak, Puja Laksana (2020).
1. Aviation Gasoline (Avgas)
2. Aviation Turbin (Avtur)
Avtur adalah bahan bakar yang digunakan pada mesin pesawat untuk mencapai kinerja optimal. Pesawat memilih avtur karena jenis bahan bakar ini berasal dari fraksi minyak tanah yang dirancang khusus untuk pesawat bermesin turbin yang menggunakan ruang pembakaran eksternal. Avtur sendiri terbagi ke dalam beberapa kategori sesuai dengan penggunaannya, termasuk Avtur Jet A-1, Avtur Jet A-2, dan Avtur Jet B.
3. Biofuel
Biofuel adalah bahan bakar yang ramah lingkungan untuk pesawat atau penerbangan. Sumbernya berasal dari biomassa, termasuk tanaman dan limbah hewan. Secara umum, biofuel terbagi menjadi dua jenis utama sebagai berikut.
a. Biodiesel
Biodiesel adalah bahan bakar yang berasal dari minyak nabati, lemak hewani, dan limbah lemak restoran yang didaur ulang. Bahan bakar ini dapat digunakan dalam mesin dengan sistem pengapian kompresi. Oleh karena itu, biodiesel tergolong sebagai sumber energi terbarukan yang berbasis pada biomassa murni.
b. Biogas
Bahan bakar ini adalah sumber bahan bakar terbarukan yang dihasilkan melalui penguraian bahan organik, seperti limbah makanan dan kotoran hewan. Biogas dapat dimanfaatkan untuk mengisi bahan bakar kendaraan dan juga untuk menghasilkan listrik.
c. Bioetanol
Bioetanol adalah bahan bakar yang diperoleh melalui proses fermentasi dari jagung, kentang, biji-bijian (seperti gandum, jelai, dan gandum hitam), gula bit, tebu, serta limbah sayuran. Dengan kandungan nabati yang memiliki angka oktan tinggi, bioetanol berkontribusi signifikan terhadap pelestarian lingkungan. Penggunaannya dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan membantu menekan pemanasan global.